DEPOK, INDORAYA TODAY – Kota Depok yang kini dikenal sebagai salah satu kota yang berkembang pesat, ternyata menyimpan sejarah panjang yang membentang sejak zaman prasejarah hingga menjadi Kota Administratif, dan akhirnya menjadi Kota Depok.
Rangkaian perjalanan sejarah itu disampaikan dalam rapat paripurna memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kota Depok yang digelar di Gedung DPRD Kota Depok, Jumat (25/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Cindy Rasikhah Febriyanti, seorang atlet arung jeram asal Depok, membacakan sejarah singkat kota ini yang meliputi beberapa fase penting.
Depok pada zaman prasejarah dikenal sebagai tempat temuan benda-benda bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini. Di antaranya adalah Menhir “Gagang Golok”, Punden Berundak “Sumur Bandung”, hingga Paji Batu yang berasal dari Zaman Megalitikum dan Neolitikum.
Berlanjut pada masa Kerajaan Pajajaran, Depok merupakan bagian dari wilayah yang dikuasai oleh Prabu Siliwangi. Di sepanjang aliran Sungai Ciliwung, Depok merupakan salah satu titik pertahanan pasukan Kerajaan Pajajaran yang berhadapan dengan tentara Jayakarta.
Seiring dengan perkembangan waktu, nama Depok pun mulai terdengar lebih luas, terutama setelah pengaruh Islam mulai berkembang di kawasan ini pada tahun 1527, setelah Banten mulai menantang kekuasaan VOC.
Menurut Cindy, penemuan sejumlah senjata kuno di Kramat Beji menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi tempat pertemuan antara Banten dan Cirebon dalam menghadapi dominasi VOC. Nama “Depok” sendiri, menurut berbagai sumber, diperkirakan berasal dari kata “Padepokan Beji”, yang merujuk pada tempat latihan bela diri serta pendidikan agama di masa itu.
Masuk ke masa kolonial, Depok mencatatkan peran penting ketika menjadi bagian dari kekuasaan VOC pada tahun 1684. Kehadiran Cornelis Chastelein pada tahun 1695 yang membeli tanah sekitar Depok, mengawali perkembangan wilayah ini menjadi lebih teratur, terutama dalam membangun masyarakat Kristen Protestan. Hingga akhirnya, Depok berkembang menjadi sebuah Gemeente Bestur (Pemerintahan Kota) pada masa Hindia Belanda.
Pada era Jepang, Depok turut mengambil bagian dalam sejarah perjuangan Indonesia. Banyak pemuda Depok yang bergabung dalam organisasi militer Jepang seperti PETA dan HEIHO, yang kemudian berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pembentukan Barisan Keamanan Depok pada tahun 1945 menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan telah tumbuh sejak masa penjajahan.
Setelah Indonesia merdeka, perjalanan Depok terus berkembang. Pada 1981, Depok ditetapkan menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1981.
Seiring dengan perkembangan kota ini, Depok mengalami pesatnya pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik. Kemudian, pada 1999, Depok resmi menjadi Kota Daerah Tingkat II berdasarkan UU No. 15 Tahun 1999, yang ditandai dengan pelantikan Penjabat Walikota pertama.
Pada tahun 2007, Depok melakukan pemekaran kecamatan, yang membuat jumlah kecamatan bertambah dari enam menjadi sebelas. Pemekaran ini diharapkan dapat lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, dengan memberikan kemudahan dalam akses layanan di tingkat kecamatan.
Peringatan HUT ke-26 Kota Depok ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang kota ini, serta menghargai segala pencapaian yang telah diraih. Ke depan, Depok diharapkan terus berkembang dan menjadi kota yang semakin maju, berkelanjutan, dan lebih baik bagi seluruh warganya.

													
							
							
							
							
							
							
							
							
							
							
							
Tinggalkan Balasan