DEPOK, INDORAYA TODAY – Kritik yang dilontarkan Car Free Day Indonesia (CFDI) soal pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Jalan Margonda, Depok, menuai respons keras dari warga. Mereka menilai CFDI tidak paham konteks lokal dan cenderung menyamaratakan kondisi kota-kota di Indonesia.

Ketua RW 015 Kelurahan Kemirimuka, Arif Affifullah, mengatakan CFD Margonda justru membawa manfaat besar bagi warga. Selain menyehatkan, kegiatan ini menggerakkan ekonomi kerakyatan dan membuka ruang publik yang inklusif.

“Depok bukan Jakarta atau Bandung. Karakter sosial dan tata ruangnya beda. CFD di Margonda dirancang sesuai kebutuhan warga, bukan sekadar ikut-ikutan,” tegas Arif yang juga Ketua Umum Aktivis Peduli Rakyat (ASPERA), Minggu (4/5/2025).

Menurutnya, CFD Margonda yang hanya menutup satu sisi jalan sejauh 2,7 km selama tiga jam, sudah cukup memberikan ruang positif bagi warga untuk berolahraga, berinteraksi sosial, hingga berjualan secara tertib.

“Kami melihat langsung bagaimana UMKM tumbuh, udara jadi lebih bersih, dan warga punya ruang rekreasi murah. Itu bukan asumsi, tapi realita di lapangan,” ucap Arif.

ASPERA menilai pernyataan CFDI terlalu normatif dan tidak berbasis fakta lapangan. Bahkan, Arif mencurigai ada kepentingan tertentu di balik sikap ngotot CFDI yang ingin CFD Margonda dihentikan.

“CFD bukan soal teknis panjang jalan, tapi soal dampak dan dukungan publik. Kalau warga senang, ekonomi hidup, kenapa harus dihentikan?” katanya.

Dukungan juga datang dari anggota DPRD Jawa Barat, Hasbullah Rahmad. Legislator dari daerah pemilihan Depok-Bekasi itu memuji gelaran perdana CFD Margonda yang disebutnya sukses besar dan sarat potensi ekonomi.

“Warga sangat antusias. Saya lihat perputaran uang sangat tinggi. Ini peluang besar bagi pelaku UMKM,” ujarnya, dikutip dari beritauntama.co.id.

BACA JUGA:  Gali dari Kasus Tipu-Tipu, Kejari Depok Temukan Skandal Kredit Fiktif Rp 5 Miliar!

Hasbullah mendorong Pemkot Depok menambah kapasitas pedagang dan memperbaiki tata kelola area CFD, termasuk penggunaan awning portable yang seragam agar rapi dan estetis. Ia juga mengingatkan soal kebersihan, agar DLHK siaga usai acara.

“CFD ini aset kota. Tinggal ditata dan dijaga bersama. Jangan sampai semangat warga dimatikan hanya karena kritik yang tidak relevan,” tandasnya.