INDORAYATODAY.COM – Wacana larangan dan pembatasan (lartas) impor singkong kembali menyeruak.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono tak gentar bersuara, menegaskan posisi pemerintah yang tak akan goyah: melindungi petani singkong dalam negeri adalah harga mati, tanpa mengorbankan stabilitas industri.

“Ini lagi dibereskan. Tadi barusan dibahas dengan Pak Menko. Intinya, kami ingin produksi singkong petani kita berkualitas dan kuantitasnya meningkat, serta hasilnya terbeli dengan harga yang layak. Itu saja!” tegas Sudaryono kepada awek media di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, kemarin.

Ia menekankan, kemandirian pangan tak bisa hanya bertumpu pada beras. Komoditas strategis seperti jagung dan singkong wajib masuk prioritas.

Setelah sukses menggenjot produksi jagung, kini giliran singkong yang menjadi fokus utama.

“Sebisa mungkin kemandirian pangan. Swasembada itu kan beras, dan Insya Allah tahun ini kita bisa bereskan. Produksi jagung kita sudah naik. Singkong, bagaimanapun harus kita atur agar petani kita semangat berproduksi,” ujarnya.

Sudaryono tak main-main. Ia menegaskan, pemerintah akan mengambil posisi tegas: pro-industri sekaligus pro-petani.

“Jadi kita ingin betul-betul negara pro terhadap industri, dan juga pro terhadap petani singkong,” tandasnya.

Terkait isu panas pemindahan kewenangan aturan impor singkong dari Kemenko Perekonomian ke Kemenko Pangan, Sudaryono menjawab diplomatis namun lugas. Baginya, siapa yang berwenang tak sepenting kejelasan dan kepastian aturan.

“Yang penting itu aturannya jelas, kemudian semuanya jelas. Industri punya kepastian, dan petani punya kepastian terhadap apa yang diproduksi, yaitu singkong,” pungkasnya, menekankan bahwa transparansi dan keberpihakan pada semua pihak adalah kunci utama.(sal/cn/**)

BACA JUGA:  Plt Camat Tapos Apresiasi Layanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Ungkap Partisipasi Warga Capai 75%