INDORAYATODAY.COM – Presiden Prabowo Subianto meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai Rp 24,44 triliun untuk menjaga momentum pertumbuhan dan memperkuat stabilitas ekonomi nasional di tengah tekanan global.
Keputusan ini diumumkan usai rapat terbatas bersama jajaran Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa stimulus terdiri atas lima kelompok kebijakan dengan sasaran utama sektor transportasi, bantuan sosial, subsidi upah, dan insentif tarif jalan tol.
“Hari ini Bapak Presiden juga telah memutuskan untuk memberikan sebuah paket stimulus agar pertumbuhan ekonomi dapat dijaga momentumnya dan juga stabilitas perekonomian terus diperkuat,” ujar Sri Mulyani di Istana Kepresidenan.
Paket pertama mencakup program diskon moda transportasi selama libur sekolah dan awal tahun ajaran baru pada Juni–Juli 2025.
Pemerintah mengalokasikan Rp 940 miliar untuk potongan harga tiket kereta api, pesawat kelas ekonomi, dan angkutan laut.
Diskon 30 persen diberikan untuk 2,8 juta penumpang kereta api, sementara PPN 6 persen ditanggung pemerintah untuk tiket pesawat kelas ekonomi bagi sekitar 6 juta penumpang. Angkutan laut juga mendapat potongan harga 50 persen untuk 500 ribu penumpang.
“Ini semuanya dilakukan di bulan Juni dan Juli dengan keseluruhan total anggaran untuk tiket kereta api, tiket pesawat kelas ekonomi, dan tiket angkutan laut adalah Rp 940 miliar,” kata Menkeu.
Selain itu, pemerintah memberikan diskon 20 persen tarif jalan tol untuk 110 juta pengguna, yang diimplementasikan melalui kerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
“Untuk ini akan dilakukan melalui operasi non-APBN, karena dalam hal ini Kementerian PU akan memberikan surat edaran kepada BUJT mengenai kebijakan diskon tarif tol tersebut,” jelas Sri Mulyani.
Pemerintah juga mengalokasikan Rp 11,93 triliun untuk mempertebal bantuan sosial berupa tambahan dana Rp 200 ribu per bulan selama dua bulan kepada 18,3 juta penerima Kartu Sembako, serta bantuan beras 10 kg per bulan.
Stimulus berikutnya adalah subsidi upah sebesar Rp 300 ribu per bulan selama dua bulan bagi 17,3 juta pekerja bergaji di bawah Rp 3,5 juta dan 565 ribu guru honorer. Total anggaran untuk bantuan subsidi upah ini mencapai Rp 10,72 triliun.
Tak hanya itu, pemerintah memperpanjang diskon 50 persen iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi 2,7 juta pekerja di enam industri padat karya.
“Ini tujuannya adalah kepada para pekerja di industri padat karya yang mendapatkan tekanan akibat berbagai situasi global dan persaingan ekspor bisa tetap mendapatkan jaminan kehilangan kerja dengan iuran yang hanya dibayarkan 50 persen saja,” ucap Sri Mulyani.
Total nilai stimulus mencapai Rp 24,44 triliun, terdiri atas Rp 23,59 triliun dari APBN dan Rp 0,85 triliun dari non-APBN. Stimulus ini dilengkapi dengan pencairan gaji ke-13 pada Juni sebesar Rp 49,3 triliun untuk ASN, TNI, Polri, dan pensiunan.
Sri Mulyani menambahkan bahwa stimulus ini akan mendukung program-program pemerintah lainnya, seperti makan bergizi gratis, perumahan, koperasi merah putih, sekolah rakyat, dan perbaikan sekolah senilai Rp 16 triliun.
“Kita harapkan pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi tetap bisa dijaga mendekati 5 persen dari yang tadinya diperkirakan akan melemah akibat kondisi global,” tutupnya.[]
Tinggalkan Balasan