INDORAYATODAY.COM – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, memaparkan konsep dan praktik kepemimpinan intrapreneurial yang ia terapkan dalam pemerintahan kepada mahasiswa Magister Manajemen dan Bisnis Sekolah Bisnis IPB University.

Kunjungan akademik tersebut berlangsung di Balai Kota Bogor dan menjadi bagian dari Tugas Akhir Mata Kuliah Kepemimpinan Intrapreneurial.

Dalam sesi diskusi mendalam yang melibatkan tiga mahasiswa, yaitu Aulia Puspa Damayanti, Yulia Suryadi, dan Muhammad Farizqi Sulistyoaji, Dedie menekankan pentingnya kepemimpinan yang berani, cepat, dan berbasis data dalam menghadapi tantangan birokrasi modern.

“Semua harus cepat, terukur, dan berbasis data,” ujar Dedie saat mengisahkan respons cepat Pemkot Bogor terhadap pandemi Covid-19, termasuk menjadikan rumah dinas wali kota sebagai pusat krisis sebelum instruksi pemerintah pusat diterbitkan.

Dedie juga mencontohkan pendekatannya dalam menghadapi polemik publik, seperti penataan median jalan di sejumlah ruas Kota Bogor.

Alih-alih bersikap defensif, ia membuka ruang diskusi dan menyesuaikan kebijakan dengan hasil riset dan masukan warga.

“Sikap responsif ini bukan inkonsistensi, tapi bagian dari proses inovatif yang mendengarkan,” jelasnya.

Wali kota yang memiliki latar belakang panjang di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini menekankan bahwa seorang pemimpin harus menjadi agen perubahan, bukan hanya pelaksana kebijakan.

“Kalau niat kita benar, keputusan kita harus berani dan bersih. Kita ini pelayan publik. Maka harus siap jadi problem solver, bukan sekadar pelaksana,” tegas Dedie.

Dengan pengalaman 13 tahun di KPK dan rekam jejak sebagai Direktur Pendidikan Masyarakat serta Direktur Kerjasama Antarinstansi, Dedie menyatakan bahwa nilai integritas dan inovasi menjadi fondasi utama dalam transformasi Kota Bogor.

Beberapa program unggulan seperti Kampung Tematik, kolaborasi dengan Kampung Berseri Astra, hingga digitalisasi layanan publik melalui Bogor Smart City, menjadi wujud konkret dari gaya kepemimpinannya.

BACA JUGA:  PLN Jawa Barat Catat Pertumbuhan Pesat di Semester I 2025, Pelanggan dan Penjualan Listrik Meningkat

“Transformasi itu bukan hanya soal fisik kota. Tapi tentang bagaimana pemerintahan bisa beradaptasi, melayani dengan cepat, murah, mudah, dan berdampak nyata,” ujarnya.

Hasilnya, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kota Bogor tercatat meningkat dari 83% pada tahun 2020 menjadi 89,7% pada 2023. Atas berbagai inovasinya, Kota Bogor juga dinobatkan sebagai Kota Terinovatif 2023 dalam ajang Innovative Government Award.

Dedie menutup sesi dengan pesan kepada mahasiswa agar membangun reputasi sejak dini sebagai bekal untuk memimpin perubahan di masa depan.

“Posisikan diri, tentukan jalur terbaik dan bangun reputasi. Reputasi itulah yang akan melahirkan kepercayaan dan mendatangkan banyak kesempatan untuk perubahan,” pungkasnya.[]