DEPOK, INDORAYA TODAY – Ancaman peredaran dan penyalahgunaan narkotika masih menjadi persoalan serius di Kota Depok. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok mencatat, jenis narkotika yang paling banyak disalahgunakan di wilayah ini adalah ganja, sabu, sinte, dan ekstasi.

Hal ini disampaikan Kepala BNN Kota Depok, Raden Mohamad Tohir Hendarsyah, dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 yang digelar di Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI Depok, Kamis (27/6/2025). Ia menegaskan bahwa Depok sebagai kota penyangga Jakarta tidak luput dari ancaman peredaran gelap narkoba.

“Dari data kami, pecandu narkoba yang melapor dan direhabilitasi di BNN Kota Depok selama Januari hingga Juni 2025 tercatat sebanyak 26 orang, terdiri dari 25 pria dan 1 wanita. Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah sabu, ganja, dan sinte,” ujar Raden Tohir dalam sambutannya.

Raden Tohir juga mengungkapkan bahwa tren penyalahgunaan narkotika di Indonesia mengalami peningkatan. Survei prevalensi tahun 2023 menunjukkan sekitar 1,73 persen atau sekitar 3,3 juta penduduk telah menyalahgunakan narkotika. Dalam laporan Indonesia Drugs Report 2025, tercatat 46.748 kasus narkotika dengan 61.439 tersangka. Jawa Barat menduduki posisi keempat sebagai provinsi dengan jumlah kasus tertinggi.

Tema HANI 2025, “Memutus Rantai Peredaran Gelap Narkotika melalui Pencegahan, Rehabilitasi dan Pemberantasan Menuju Indonesia Emas 2045”, menekankan tiga strategi utama dalam menghadapi permasalahan narkoba: pencegahan melalui edukasi, rehabilitasi sebagai pendekatan humanis, dan pemberantasan yang tegas terhadap jaringan peredaran gelap.

“Keberhasilan kita melawan narkoba akan menjadi fondasi penting bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia yang sehat, maju, dan bebas dari narkoba,” ucap Raden Tohir.

Di akhir sambutannya, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bersinergi dan menjadikan momen HANI sebagai pengingat bahwa perang melawan narkoba bukan hanya tugas BNN, melainkan tanggung jawab bersama.

BACA JUGA:  Gairahkan Ekonomi Depok, Pradi Supriatna Sebut KKMP Kunci Kestabilan Harga Pangan!