INDORAYATODAY.COM – Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menko Hukum HAM Imigrasi dan Pemasyarakatan) Yusril Ihza Mahendra mengisyaratkan kemungkinan adanya pembicaraan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Brasil terkait insiden meninggalnya Juliana Marins.
Pembahasan tersebut berpotensi terjadi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio De Janeiro, Brasil, pada 6–7 Juli mendatang.
“Kita dengarlah nanti, mungkin ada pembicaraan di sela-sela pembicaraan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Brazil akan dikemukakan,” ujar Yusril dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/7).
Yusril menjelaskan, hingga kini Pemerintah Indonesia belum menerima surat atau nota diplomatik resmi dari Pemerintah Brasil yang mempertanyakan insiden wafatnya warga negara Brasil tersebut di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis (26/6).
Menurutnya, Pemerintah Brasil hanya mengirimkan pesawat Angkatan Udara untuk menjemput jenazah Juliana di Bali tanpa ada komplain atau pertanyaan mengenai kasus tersebut.
Meski demikian, Yusril mengakui adanya banyak pernyataan yang muncul dari pihak keluarga maupun pembela hak asasi manusia (HAM) dari The Federal Public Defender’s Office of Brazil (FPDO).
Ia memahami duka yang mendalam dari keluarga Juliana dan tugas FPDO yang memang berfokus pada isu HAM, layaknya Komisi Nasional (Komnas) HAM di Indonesia.
Yusril menambahkan, meskipun ada potensi pembicaraan antara kedua kepala negara mengenai insiden Juliana, kemungkinan Presiden Prabowo bertemu dengan FPDO sangat kecil karena hal tersebut bukan pada level kenegaraan.
“Tapi, kalau Presiden mau bertemu keluarga Juliana, saya belum tahu. Itu pribadi ya, dan kami belum menerima ada permintaan seperti itu,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan