INDORAYATODAY.COM – Ekonomi dan keuangan syariah kini menjadi prioritas utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.

Hal ini menandakan komitmen Indonesia untuk mempercepat pengembangan sektor ini di berbagai bidang.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menegaskan bahwa ekonomi syariah menawarkan peluang besar untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang lebih inklusif.

Sistem ini menyajikan alternatif dengan mengintegrasikan nilai-nilai etika, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan.

“Di tengah krisis global, ini menjadi peluang untuk membangun tata kelola ekonomi yang lebih inklusif,” jelas Rachmat Pambudy saat peluncuran State of Global Islamic Economy (SGIE) 2024/2025 di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Sektor Kunci dan Potensi Indonesia
Laporan SGIE 2024/2025 menyoroti tujuh sektor utama dalam ekonomi dan keuangan syariah global: makanan halal, keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, fesyen muslim, kosmetik halal, farmasi, serta media dan rekreasi.

Laporan ini menjadi rujukan penting bagi pemerintah, pelaku industri, investor, dan lembaga multilateral dalam menyusun strategi pengembangan ekonomi syariah.

Wakil Presiden ke-13, Ma’ruf Amin, menekankan bahwa masuknya ekonomi syariah ke dalam RPJMN dan RPJPN menunjukkan pentingnya integrasi perencanaan dan penganggaran dalam pembangunan sektor ini.

Ia optimistis Indonesia memiliki banyak keunggulan untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia.

“Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki legitimasi moral dan dukungan demokratis untuk menjadi pusat ekonomi syariah global,” ujar Ma’ruf Amin.

BACA JUGA:  Puluhan Orang Tua Daftarkan Anaknya Ikut Pendidikan Karakter, Pemkot Depok Siap Launching 1 Juni