INDORAYATODAY.COM  – Menteri Luar Negeri Sugiono menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza dalam forum ASEAN–US Post-Ministerial Conference (PMC) yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (10/7).

Seruan ini disampaikan langsung di hadapan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, menegaskan pentingnya aksi nyata untuk menghentikan krisis kemanusiaan di sana.

Menlu Sugiono menyatakan keprihatinan mendalam atas tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza, menekankan bahwa kondisi tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip hukum internasional.

“Tragedi kemanusiaan di Gaza harus menjadi penggerak bagi kita semua. Indonesia kembali menyerukan gencatan senjata permanen, akses kemanusiaan tanpa hambatan, dan jalan kredibel menuju solusi dua negara sesuai resolusi PBB,” tegas Menlu Sugiono.

Ia juga menegaskan bahwa penghormatan terhadap hukum internasional harus menjadi fondasi utama dalam merespons konflik global yang semakin kompleks.

Menlu Sugiono mengajak negara-negara ASEAN dan Amerika Serikat untuk mengambil tanggung jawab bersama dalam menjaga perdamaian dunia, menjadikan kemitraan ASEAN–AS sebagai teladan global dalam mewujudkan stabilitas dan keadilan.

Baginya, stabilitas kawasan tidak dapat dilepaskan dari komitmen terhadap nilai-nilai dasar seperti saling menghormati, kolaborasi, dan supremasi hukum internasional.

Di luar isu Gaza, Menlu Sugiono juga menyoroti arah strategis hubungan ASEAN–Amerika Serikat. Ia menyebut AS sebagai mitra pertumbuhan dan mitra perdamaian, seraya mengapresiasi pencapaian konkret kerja sama yang berdampak langsung pada masyarakat.

Beberapa pencapaian tersebut termasuk pendirian ASEAN–US Center di Washington DC pada tahun 2023, serta dukungan bipartisan terhadap ASEAN Act di Parlemen AS yang memperkuat komitmen jangka panjang AS di kawasan.

Menlu Sugiono secara khusus menyoroti pentingnya kerja sama di bidang pendidikan sebagai bentuk investasi strategis antar masyarakat. Dengan lebih dari 8.000 pelajar Indonesia menempuh studi di Amerika Serikat, ia berharap kebijakan visa yang lebih inklusif dapat mendukung investasi jangka panjang ini.

BACA JUGA:  Indonesia Dorong Sinergi Zona Bebas Senjata Nuklir, Sambut Aksesi China ke SEANWFZ

Selain itu, Indonesia juga mendorong AS untuk terus mendukung perdagangan terbuka dan adil melalui kerangka kerja ASEAN–US Trade and Investment Framework Arrangement (TIFA).