INDORAYATODAY.COM – Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindak tegas para penggiling padi nakal.
Presiden menyebut tindakan curang mereka mengakibatkan kerugian negara mencapai Rp 100 triliun setiap tahun.
Instruksi ini disampaikan Prabowo saat peluncuran Kopdes Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, pada Senin (27/5/2025).
Prabowo mengungkapkan bahwa ia menerima laporan mengenai praktik curang penggiling padi besar yang berpotensi meraup keuntungan fantastis, bahkan mencapai Rp 2 triliun per bulan dari satu penggilingan saja.
“Dua setengah bulan yang lalu saya dapat laporan, ‘Pak harga dasar gabah kering giling sudah bagus, Rp 6.500’. Ada yang bandel-bandel, tapi kita tertibkan. Kita tertibkan dengan apa, dengan UUD 1945, khususnya pasal 33,” ujar Prabowo.
Ia menyoroti bahwa pihak yang paling “nakal” justru adalah penggiling padi berskala besar.
“Waktu saya dapat laporan ada penggiling-penggilingan padi yang nakal, yang aneh penggilingan padi yang besar yang paling nakal. ‘Oh begitu, lo mentang-mentang besar lo kira pemerintah Indonesia enggak punya gigi’,” tegasnya.
Modus operandi yang ditemukan adalah dengan mengemas beras berkualitas biasa dan melabelinya sebagai beras premium. Beras ini kemudian dijual dengan harga Rp 5.000 di atas harga eceran tertinggi (HET). Prabowo menekankan bahwa tindakan semacam ini merupakan penipuan dan pidana.
“Beras biasa dibungkus dikasih stempel beras premium dijual Rp 5.000 di atas harga eceran tertinggi. Saudara-saudara ini kan penipuan, ini adalah pidana, saya minta Jaksa Agung sama Kapolri usut dan tindak, ini pidana,” tegas kata Prabowo.
Kerugian negara yang mencapai Rp 100 triliun per tahun akibat praktik ini sangat disayangkan oleh Prabowo. Ia membandingkan jumlah tersebut dengan upaya keras pemerintah dalam mengumpulkan pendapatan negara dari pajak dan bea cukai.
“Menteri Keuangan, kita setengah mati cari uang, setengah mati pajak inilah, bea cukai inilah dan sebagainya. Ini Rp 100 triliun kita rugi setiap tahun, dinikmati oleh 4-5 kelompok usaha,” keluhnya.
Di hadapan para bupati, gubernur, dan ribuan kepala desa yang hadir, Prabowo menyebut praktik ini sebagai pengkhianatan terhadap bangsa dan rakyat.
“Saudara-saudara, ini saya sampaikan di acara yang penting ini karena di sini banyak bupati gubernur yang hadir, ribuan kepala desa. Saya anggap ini adalah pengkhianatan kepada bangsa dan rakyat, ini upaya membuat Indonesia terus lemah, terus miskin, saya tidak terima,” pungkasnya.
Prabowo menegaskan bahwa ia akan bertanggung jawab penuh dalam menindaklanahan praktik yang merugikan rakyat ini. Ia mengakhiri pernyataannya dengan kembali memerintahkan penegak hukum.
“Saya disumpah di depan rakyat untuk memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala perundang-undangan dan peraturan. Saya perintahkan Kapolri dan Jaksa Agung usut, tindak!” tegasnya. (*)
Tinggalkan Balasan