INDORAYATODAY.COM – Keputusan Presiden Prabowo Subianto memberikan amnesti dan abolisi kepada sejumlah tokoh politik, termasuk Hasto Kristiyanto dan Thomas Trikasih Lembong, memicu beragam respons.
Direktur Eksekutif Indeks Data Nasional (IDN), Syifak Muhammad Yus, menilai langkah ini sebagai upaya strategis negara untuk rekonsiliasi politik, bahkan Presiden Prabowo menjadi figur pemersatu seperti Nelson Mandela.
Syifak menyatakan amnesti dan abolisi bukanlah impunitas, melainkan cara negara menyembuhkan luka politik dan memperkuat demokrasi pascakonflik.
Dia menekankan bahwa ini adalah hak prerogatif Presiden untuk meredakan ketegangan dan menata ulang relasi antarkekuatan politik demi persatuan nasional.
“Yang kita butuhkan bukan vonis atau balas dendam, tapi pemulihan kepercayaan. Musuh politik hari ini bisa menjadi mitra pembangunan esok hari,” ujar Syifak, Jumat (1/8/2025).
Langkah ini juga dianggap sebagai “kado” simbolik Presiden pada momentum HUT ke-80 Kemerdekaan RI, mendorong masyarakat membangun kepercayaan baru terhadap demokrasi dan stabilitas di tengah ketidakpastian global.
Tinggalkan Balasan