BEKASI, INDORAYA TODAY – Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe menegaskan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dalam upaya pencegahan HIV/AIDS. Ia menekankan bahwa persoalan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau tenaga medis, melainkan juga membutuhkan kolaborasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Abdul Harris saat menerima audiensi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bekasi di ruang rapat Wakil Wali Kota, Komplek Pemkot Bekasi, Senin (15/9/2025). Menurutnya, penanganan HIV/AIDS tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan tokoh masyarakat, agama, hingga keluarga.
“Para tokoh dan seluruh lapisan masyarakat bisa memberikan pemahaman bahwa perilaku berisiko seperti seks bebas harus dihindari. Sementara tokoh masyarakat diharapkan ikut menyebarkan informasi sehat serta mengurangi stigma terhadap penderita HIV,” ujar Wakil Wali Kota Abdul Harris Bobihoe.
Abdul Harris menjelaskan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi bersama KPA secara rutin memantau perkembangan penyakit menular maupun tidak menular. Setiap laporan kasus, kata dia, ditindaklanjuti dengan langkah pencegahan maupun penanganan medis yang lebih lanjut.
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi dengan pendekatan moral dan religius. Sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai keimanan, kata Abdul Harris, Bekasi memiliki modal sosial yang kuat untuk menekan laju penyebaran HIV/AIDS.
“Bekasi adalah kota yang berkomitmen menjaga nilai-nilai religius. Maka peran tokoh agama dalam isu kesehatan, khususnya HIV, menjadi sangat penting,” katanya.
Lebih jauh, Abdul Harris menyebut strategi kolaboratif ini tidak hanya menekan jumlah kasus, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, keluarga, dan lingkungan.
“Kalau kesadaran itu tumbuh di masyarakat, maka generasi mendatang bisa terlindungi dari ancaman HIV/AIDS,” pungkas Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe.
Tinggalkan Balasan