INDORAYATODAY.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipastikan akan tetap berjalan dan dipercepat pelaksanaannya, meskipun kasus keracunan makanan dalam program tersebut dilaporkan meningkat tajam.

Presiden Prabowo Subianto secara langsung memberi perintah ini kepada Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.

Dadan Hindayana, menegaskan bahwa perintah percepatan tersebut harus dilaksanakan karena banyaknya anak dan orang tua yang menantikan program MBG.

Data BGN menunjukkan adanya lonjakan kasus gangguan pencernaan. Selama periode 6 Januari hingga 31 Juli, tercatat 24 kasus. Namun, dalam dua bulan berikutnya (1 Agustus-30 September), jumlahnya melonjak menjadi 51 kasus.

Penyebab keracunan bervariasi, mulai dari kesalahan pengadaan bahan baku, keterlambatan distribusi, hingga pergantian pemasok yang tidak siap. Kasus keracunan ini tersebar di tiga wilayah, dengan wilayah Jawa dan Indonesia Timur, khususnya, mencatat dampak terbesar.

Menanggapi masalah ini, Presiden Prabowo memerintahkan sejumlah langkah pengamanan:

Setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus dilengkapi alat sterilisasi dan rapid test makanan. Serta melibatkan juru masak terlatih.

Sementara itu, BGN menutup sementara SPPG yang melanggar SOP. Di sisi regulasi, sertifikasi diperketat. Setiap SPPG wajib mengantongi Sertifikat Laik Higieni dan Sanitasi (SLHS) dari Kemenkes serta sertifikasi keamanan pangan berbasis HACCP.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menambahkan bahwa regulasi mengenai tata kelola MBG sedang difinalisasi dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) atau Instruksi Presiden (Inpres).

Aturan ini ditargetkan tuntas dalam satu minggu untuk memperjelas pembagian tugas antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga terkait demi distribusi yang lebih rapi.

BACA JUGA:  Prabowo Minta Biaya Haji Terus Dikurangi, Dorong Garuda Lakukan Efisiensi