DEPOK, INDORAYA TODAY – Aksi tawuran pelajar kembali mencoreng wajah pendidikan di Kota Depok. Dua remaja yang diketahui sudah putus sekolah menjadi korban luka bacok dalam peristiwa bentrok antarkelompok di kawasan Pondok Zidane, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Jumat (31/10/2025) malam. Insiden itu memicu keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan, termasuk DPRD Kota Depok.
Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Siswanto, menegaskan bahwa maraknya tawuran pelajar bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan juga keluarga dan masyarakat. Ia mendesak agar semua pihak, terutama sekolah dan orangtua, segera bergerak cepat melakukan langkah pencegahan sebelum lebih banyak anak menjadi korban.
“Bukan hanya di Depok, tawuran juga banyak terjadi di wilayah perkotaan lain. Ada banyak faktor penyebabnya, mulai dari kondisi psikologis anak, pengaruh keluarga, lingkungan sekolah, hingga media sosial,” ujar Siswanto, Sabtu (1/11/2025).
Menurutnya, upaya menghapus tawuran tidak bisa dilakukan secara instan karena banyak aspek yang harus dibenahi. Namun, langkah nyata bisa dimulai dari perubahan pola pendidikan di sekolah yang tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter siswa.
“Komisi D meminta pihak sekolah agar metode pembelajarannya tidak melulu soal akademik. Tapi juga bagaimana membangun karakter anak lewat kegiatan keagamaan, olahraga, dan kegiatan positif lainnya,” kata Siswanto.
Ia menambahkan, sekolah juga perlu memiliki fasilitas memadai untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. Dengan begitu, energi remaja bisa diarahkan ke hal produktif. “Lapangan olahraga, kegiatan ekstrakurikuler, semuanya penting untuk membentuk karakter dan disiplin siswa,” ucapnya.
Siswanto juga menyoroti pentingnya peran keluarga. Orangtua, kata dia, wajib aktif mengawasi pergaulan anak dan memahami bahwa mereka adalah aset bangsa. “Anak-anak ini generasi penerus. Kalau dibiarkan salah pergaulan, kita sendiri yang rugi. Orangtua harus ikut menjaga dan mengarahkan anak-anaknya,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa upaya pencegahan tawuran harus menjadi tanggung jawab bersama. Selain keluarga dan sekolah, aparat keamanan juga diminta responsif jika ada tanda-tanda akan terjadi bentrok antar remaja. “Kalau masyarakat melihat gelagat tawuran, segera laporkan ke polisi. Dan pihak kepolisian juga harus cepat menindaklanjuti laporan warga,” ujar Siswanto.
Sebelumnya, dua remaja ditemukan bersimbah darah di sekitar Pondok Zidane, Sawangan. Video kejadian itu viral di media sosial, salah satunya di akun Instagram @sawanganupdate. Kapolsek Bojongsari, Kompol Fauzan Thohari, membenarkan kejadian tersebut dan menyebut pihaknya tengah menyelidiki pelaku tawuran.
“Kami sudah ke lokasi, korban dibawa ke rumah sakit, dan penyelidikan masih berjalan untuk mengungkap pelaku,” ujar Kompol Fauzan. Polisi masih mendalami motif serta identitas para pelaku dalam kasus tawuran brutal yang kembali membuat publik Depok resah.

Tinggalkan Balasan