INDORAYATODAY.COM – Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menegaskan pentingnya pelaksanaan pemeriksaan rutin terhadap kondisi pohon di wilayah Kota Bogor. Hal ini menjadi krusial menjelang musim hujan dan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang sedang terjadi.

Jenal menyebut, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor sebenarnya telah memiliki sistem identifikasi yang mumpuni, yang dikenal dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pohon. Sistem ini dirancang untuk mendeteksi usia dan tingkat kerentanan pohon terhadap risiko tumbang.

“Disperumkim sebenarnya sudah memiliki KTP Pohon yang mengidentifikasi batas usia atau kerentanan akan berpotensi pohon tumbang. Hanya saja, pemeriksaan ini harus dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya pada kejadian [tumbang] ini. Harus ada SOP tetap pemeriksaan pohon yang ada di Kota Bogor,” ujar Jenal, Selasa (4/11/2025).

Jenal menekankan bahwa pemeriksaan tidak boleh terbatas pada pohon yang sudah tua saja. Pohon dengan potensi membahayakan lingkungan sekitar juga harus mendapat penanganan khusus.

“Tidak hanya pohon tua, pohon yang sekira membahayakan pun harus mendapat perlakuan atau treatment tertentu,” tambahnya.

Meski demikian, Jenal mengungkapkan bahwa Disperumkim tidak dapat serta-merta melakukan penebangan pohon berisiko. Hal ini terkendala oleh adanya regulasi dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang mengatur tentang prosedur konversi terkait pohon yang dipangkas maupun ditebang.

“Secara teknis, itu menjadi kendala hari ini. Tapi sebelum mengambil langkah penebangan, sebaiknya dilakukan pengecekan usia pohon yang menurut saya di Bogor [dengan] cuaca ekstrem dan berpotensi pohon tumbang,” jelasnya.

Menyikapi kondisi cuaca, Jenal Mutaqin turut mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan saat terjadi hujan deras atau angin kencang, terutama ketika berada di sekitar pohon besar atau pohon yang rentan tumbang.

BACA JUGA:  650 Angkot Tua di Bogor Pensiun Tahun Ini, Wawali: Sopir Bisa Gabung Biskita

Ia menambahkan bahwa instruksi mengenai antisipasi angin kencang telah didiskusikan dengan jajaran dinas sejak sebulan lalu.

“Tinggal dinas tadi seperti apa dengan sosialisasi dan menyampaikan edukasi kepada masyarakat, saya rasa harus kita dorong juga. Saya rasa itu antisipasi sederhana agar kita terhindar dari bencana alam,” pungkasnya, menekankan pentingnya peran aktif dinas dalam edukasi publik.