DEPOK, INDORAYA TODAY – Tak banyak yang tahu, di balik sosok Wali Kota Depok Supian Suri yang kini tampil tegas dan lihai memimpin birokrasi, tersimpan kisah masa kecil yang tak kalah mencengangkan. Cerita itu justru keluar dari mulut seorang guru sepuh bernama Mustafa, lelaki 70-an tahun yang mengajar Supian sejak duduk di bangku kelas 1 SD hingga kelas 6.

“Saya mengajar beliau itu dari awal masuk SD sampai lulus. Di SD Kalimulya IV,” ujar Mustafa, membuka percakapan usai upacara Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Depok Open Space, Selasa (25/11/2025).

Mustafa bercerita, kala itu sekolah kekurangan tenaga pengajar, sehingga dirinya harus merangkap semua mata pelajaran. “Waktu itu gurunya enggak banyak, jadi saya mengajar semua kelas. Dari kelas 1 sampai 6,” katanya.

Dari situ Mustafa tahu betul seperti apa karakter kecil Supian. Bukan hanya sopan dan santun, anak itu ternyata selalu berada di puncak daftar kelas. “Kalau Pak Wali itu orangnya emang pinter. Dia ranking pertama terus,” tegasnya.

Semua pelajaran dilahap Supian dengan nilai tinggi. Cuma ada satu yang bikin Mustafa tersenyum kecil ketika mengingatnya: pelajaran seni. “Teorinya bagus betul semua. Cuman kalau nyanyi, suaranya dulu agak sember,” ungkapnya sambil tertawa kecil. “Sekarang sudah bagus suaranya.”

Selepas lulus, Supian melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Cibinong, kemudian ke SMAN Bogor. “Dia sekolah negeri terus. Orang pintar, keluarganya juga keluarga guru,” kata Mustafa.

Ketika ditanya apakah dirinya pernah membayangkan bahwa murid kecilnya itu akan menjadi orang nomor satu di Depok, Mustafa menjawab jujur. “Waktu itu kan kita enggak bisa ngeramal. Tapi kalau dia pintar dan didukung keluarga besarnya, ya pasti dia jadi orang. Alhamdulillah sekarang ini jadi.”

BACA JUGA:  Pelajar Depok Segera Nikmati Bus Sekolah Gratis, Ini Rute dan Targetnya

Mustafa sendiri sudah pensiun sejak 2015, namun masih aktif di PGRI untuk membina kepala sekolah dan guru-guru di bawah naungan organisasi tersebut.

Lalu, apa pesan sang guru sepuh untuk mantan muridnya yang kini memimpin Kota Depok?

“Alhamdulillah beliau sudah diberi amanah sebagai puncak pimpinan nomor satu di Depok. Amanah itu dijaga. Saya tahu basic beliau, orang agamis, religius. Sekarang kegiatan-kegiatan di Depok juga berjalan dengan baik. Alhamdulillah, semoga terjaga seperti itu,” ujar Mustafa.

Kisah sederhana namun penuh makna itu menegaskan satu hal: perjalanan besar seseorang sering dimulai dari meja kayu kecil di ruang kelas, ditemani guru yang tulus mengajar tanpa pamrih. Dan hari ini, kisah itu kembali hidup, melalui seorang guru sepuh yang bangga melihat muridnya memimpin kota.