INDORAYATODAY.COM – Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam penyerahan enam smelter hasil sitaan kasus mega korupsi timah ke PT Timah Tbk dinilai sebagai bukti nyata dan konsistensi pemerintah dalam pemberantasan tambang ilegal.
Aset tersebut diserahkan oleh Kejaksaan Agung kepada Kementerian Keuangan, kemudian diserahkan kepada Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Direktur Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan menegaskan bahwa penegakan hukum terhadap tambang ilegal yang dilakukan pemerintah bukanlah sekadar wacana.
“Presiden Prabowo membuktikan bahwa penegakan hukum terhadap tambang ilegal bukan omon-omon (omong kosong). Ini langkah nyata yang menunjukkan komitmen beliau,” kata Iwan Setiawan melalui keterangan tertulisnya, Rabu (8/10/2025).
Menurut Iwan, kehadiran Presiden dalam proses penyerahan aset di Pangkalpinang, Bangka Belitung, merupakan bukti keseriusan dalam memberantas korupsi yang merugikan negara secara besar-besaran. Ia menyoroti kerugian fantastis akibat kasus rasuah yang menyeret PT Timah dan pihak-pihak terkait.
“Menurut Kejaksaan Agung, kerugian negara malah mencapai Rp 300 triliun. Angka tersebut bukan sekadar statistik, tetapi cermin bocornya kekayaan alam yang seharusnya masuk ke kas negara,” ucapnya.
Iwan Setiawan berharap agar Presiden terus melakukan gebrakan untuk mencegah praktik tambang ilegal beroperasi di Indonesia. Penegakan aturan, katanya, tidak boleh pandang bulu, termasuk dalam menindak perusahaan yang enggan mengurus izin atau tidak berkomitmen pada upaya reklamasi dan lingkungan.
“Kalau perusahaan tidak berkomitmen pada reklamasi dan lingkungan, ya harus dicabut izinnya,” tegas Iwan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Bangka Belitung pada Senin (6/10/2025). Kunjungan ini berfokus pada penyerahan smelter, termasuk smelter PT Tinindo Internusa di Pangkalpinang, yang disita Kejaksaan Agung karena terlibat dalam kasus korupsi tata kelola timah.
Dalam kunjungannya, Presiden didampingi sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan Kasum TNI Letjen TNI Richard Tampubolon.
Tinggalkan Balasan