INDORAYATODAY.COM – Kota Depok, yang secara geografis berada di antara Jakarta dan Bogor, dikenal sebagai kawasan pilihan bagi para pekerja ibu kota berkat aksesibilitas transportasi umum yang memadai, mulai dari KRL hingga LRT.
Namun, di balik lokasi yang strategis, tersimpan sejarah unik mengenai penamaan kota ini yang ternyata merupakan sebuah singkatan.
Nama Depok diketahui berasal dari singkatan bahasa Belanda, yakni De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, frasa tersebut memiliki arti “Organisasi Kristen Protestan Pertama”.
Penamaan ini sangat erat kaitannya dengan sejarah seorang pegawai VOC bernama Cornelis Chastelein.
Melansir catatan sejarah Depok Tempo Doeloe (2011), Chastelein adalah seorang penyebar agama Kristen yang karirnya melesat dari petugas gudang hingga menjadi anggota Dewan Kota Batavia.
Pada tahun 1695, setelah pensiun, ia membeli tanah yang luas di sekitar Batavia, termasuk wilayah yang kini menjadi Depok.
Chastelein kemudian membawa sekitar 150 budak yang berasal dari luar Jawa dan beragama Kristen. Ia memerdekakan dan menyayangi para budaknya, memberi mereka kebebasan untuk mengelola perkebunan yang menghasilkan komoditas seperti tebu, lada, pala, dan kopi.
Saat Chastelein wafat pada 13 Maret 1714, ia meninggalkan wasiat agar seluruh hartanya dibagikan kepada para budaknya. Ia juga mewariskan tanah tersebut dengan harapan menjadi pusat penyebaran agama Kristen di Batavia.
Atas dasar wasiat tersebut, para bekas budak Chastelein kemudian mendirikan komunitas dan organisasi yang mereka namakan De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen.
Nama komunitas inilah yang kemudian disingkat dan menjadi nama resmi wilayah tersebut, yaitu Depok.
Sebagai informasi tambahan, dalam Bahasa Sunda Kuna, kata Depok juga memiliki arti lain, yaitu perkampungan atau pertapaan, mengingat wilayah Depok dahulu merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda Pejajaran.
Tinggalkan Balasan