INDORAYATODAY.COM – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjalin kerja sama dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dalam sektor caregiver atau pengasuh lanjut usia (lansia).
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan kompetensi caregiver di Indonesia dan menjawab tantangan demografi di kedua negara.
Melalui proyek bertajuk Project for Enhancing Caregiver (Kaigo) Competency, kedua pihak akan bekerja sama selama tiga tahun. Proyek ini mencakup pengiriman tenaga ahli, pelatihan dan pengembangan kapasitas di Jepang, serta bantuan peralatan untuk mendukung implementasi caregiving berkualitas di Indonesia.
“Melalui kerja sama ini, kami akan berupaya memastikan sebanyak mungkin lulusan Politeknik Kesehatan percontohan tertarik untuk bekerja di sektor caregiver di Jepang sebagai peluang kerja baru bagi generasi muda Indonesia,” ujar Kepala Penasehat Proyek, Yonemaru, dalam keterangan pers JICA di Jakarta, Selasa (29/4/25).
Kerja sama teknis ini juga mencakup pengembangan kurikulum berbasis teknik caregiving ala Jepang yang menekankan penghormatan terhadap martabat lansia. Materi pembelajaran akan mencakup modul teknik perawatan, budaya, serta bahasa Jepang.
Tiga politeknik yang ditunjuk sebagai percontohan dalam proyek ini adalah Politeknik Kesehatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang (Lampung), dan Politeknik Kesehatan Mataram (Lombok).
Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes, Yuri Farianti, menyambut positif inisiatif ini dan menyatakan pentingnya membangun sistem perawatan lansia dalam negeri yang berkualitas.
“Kami ingin bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti universitas, Politeknik Kesehatan, dan dinas kesehatan provinsi untuk mempercepat pengembangan kurikulum yang berbasis pengetahuan Jepang yang diharapkan membawa manfaat bagi kedua negara, dan mempererat hubungan kerja sama Indonesia-Jepang,” ujar Yuri.
Indonesia tengah menghadapi peningkatan populasi lansia. Pada 2023, sekitar 7 persen penduduk Indonesia berusia 65 tahun ke atas, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 14 persen pada 2047. Di sisi lain, Jepang mengalami krisis tenaga caregiver akibat menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya jumlah lansia.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan kedua negara dalam hal penyediaan layanan perawatan jangka panjang yang profesional dan berkelanjutan. (*)

Tinggalkan Balasan