INDORAYATODAY.COM – Pemerintah Kabupaten Bogor menetapkan Mata Air Ciburial di Ciomas sebagai kawasan cagar budaya. Langkah ini diambil untuk melestarikan sumber air bersejarah yang dibangun pada era pemerintahan Hindia Belanda tahun 1922.

Bupati Bogor Rudy Susmanto menginisiasi penetapan ini karena pentingnya nilai sejarah dan fungsi vital mata air tersebut, yang sejak dulu mengalirkan air hingga ke Istana Bogor dan Istana Merdeka, Jakarta.

“Ini harus kita jaga bersama dengan cara penetapan sebagai kawasan cagar budaya karena sejarahnya sebagai sumber air yang mengaliri Istana Bogor hingga Istana Merdeka Jakarta,” ujar Rudy saat menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara Perumda Tirta Kahuripan dan badan usaha swasta di Instalasi Ciburial PDAM Kabupaten Bogor, Kamis (15/5).

Ia menegaskan bahwa pelestarian ini dilakukan agar kawasan mata air tidak dibongkar atau dibangun, sehingga kelestariannya tetap terjaga. Selain itu, Rudy juga menyoroti pentingnya konservasi lingkungan melalui pembangunan infrastruktur pendukung.

“Kemudian juga perlu membuat sumur resapan sebagai langkah penyelamatan debit air di Mata Air Ciburial,” tambahnya.

Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Abdul Somad, mengungkapkan bahwa debit air Ciburial mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2005, debit air tercatat sebesar 506 liter per detik, namun menurun menjadi 330 liter per detik pada 2019.

“Debit mata air ini menurun dalam dekade terakhir. Berdasarkan kajian kerentanan mata air Ciburial menunjukkan debit air turun dari 506 liter per detik pada tahun 2005 menjadi 330 liter per detik pada tahun 2019,” jelas Abdul Somad.

Untuk mengatasi penurunan ini, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan bersama Pemerintah Kabupaten Bogor dan USAID IUWASH Tangguh membangun 157 sumur resapan di wilayah Tamansari dan Ciomas sejak tahun 2020. Hasilnya, debit air meningkat menjadi 430 liter per detik pada 2024.

BACA JUGA:  Presiden Prabowo Minta Polisi Terus Bantu Program Tanam Jagung dan MBG

Peningkatan debit tersebut dinilai sebagai indikator keberhasilan program konservasi yang efektif di kawasan mata air Ciburial.