JAKARTA, INDORAYA TODAY – Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPR RI sekaligus Wakil Ketua Komisi XII DPR, Bambang Haryadi, menyuarakan keprihatinannya atas gangguan yang dialami proyek pembangunan pabrik kendaraan listrik BYD dan VinFast di Subang, Jawa Barat.
Gangguan tersebut disebut berasal dari aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum organisasi masyarakat (ormas) setempat.
Dalam pernyataan kepada wartawan pada Minggu (27/4/2025), Bambang menekankan pentingnya menjaga iklim investasi yang kondusif di Indonesia. Ia menyebut, investasi di sektor kendaraan listrik merupakan langkah strategis dalam memperkuat perekonomian nasional sekaligus mendukung transisi menuju energi yang berkelanjutan.
“Saya sangat prihatin dengan adanya laporan gangguan terhadap pembangunan pabrik kendaraan listrik BYD dan VinFast yang dilakukan oleh oknum ormas dengan tindakan premanisme. Ini tidak boleh dibiarkan,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, pembangunan industri kendaraan listrik di Indonesia tidak hanya berdampak pada kemajuan teknologi dan lingkungan, tetapi juga membuka peluang besar bagi penciptaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi daerah. Ia meminta pemerintah bertindak tegas terhadap siapapun yang menghambat jalannya investasi.
“Kami mendesak Kementerian Investasi dan Hilirisasi, pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan seluruh pemangku kepentingan untuk bertindak tegas. Sikat ormas yang ganggu investasi dan program pemerintah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bambang menyatakan bahwa Komisi XII DPR RI akan terus mengawal isu ini dan berkomitmen menjaga stabilitas iklim investasi di Indonesia. Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung upaya pemerintah dalam menarik investor asing ke Tanah Air.
“Mari bersama-sama menjaga stabilitas dan keamanan demi kepentingan nasional,” tutupnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno juga mengungkapkan hal serupa dalam kunjungannya ke China. Dalam rangkaian pertemuannya di Shenzhen, Eddy mendapat informasi bahwa proyek pembangunan pabrik BYD di Subang sempat terganggu oleh aksi ormas dan premanisme.
Meski tidak merinci nama ormas yang terlibat, Eddy meminta pemerintah untuk mengambil tindakan tegas.
Proyek pabrik BYD di Subang diketahui merupakan bagian dari ekspansi besar pabrikan kendaraan listrik asal China tersebut di Indonesia. VinFast, produsen mobil listrik asal Vietnam, juga diketahui tengah membangun fasilitas serupa di lokasi yang sama.
Gangguan terhadap proyek-proyek strategis ini dikhawatirkan dapat merusak citra Indonesia sebagai negara tujuan investasi dan menghambat potensi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
Tinggalkan Balasan