INDORAYATODAY.COM – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan urgensi untuk menghentikan penjualan hasil pertanian mentah dan mendorong hilirisasi.
Langkah ini krusial untuk meningkatkan nilai tambah produk serta memastikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi petani lokal.
Sudaryono menyatakan, hilirisasi di sektor pertanian dan perkebunan merupakan strategi utama mewujudkan kedaulatan dan swasembada pangan, dengan menempatkan petani sebagai aktor sentral dalam rantai pasok nasional.
“Indonesia memiliki potensi besar di sektor hulu, mulai dari produksi beras, jagung, kedelai, hingga komoditas perkebunan, seperti kelapa sawit, gula, kopi, dan kakao,” kata Wamentan Sudaryono di Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Sudaryono menambahkan, potensi besar ini harus terus dikembangkan dengan memperkuat rantai hilir agar dapat dimanfaatkan secara maksimal demi kemakmuran rakyat Indonesia.
“Tanpa hilirisasi yang kuat, kita akan terus bergantung pada impor. Visi Presiden Prabowo sangat jelas Indonesia harus berdikari di bidang pangan. Untuk itu, hilirisasi bukan pilihan, tapi keharusan,” tegasnya.
Wamentan yang akrab disapa Mas Dar ini menjelaskan, hilirisasi tidak sekadar membangun industri pengolahan hasil panen.
Lebih dari itu, hilirisasi juga berarti memperkuat sistem logistik, penyimpanan, distribusi, hingga pemasaran berbasis teknologi. Hal ini vital agar nilai tambah produk pertanian bisa dinikmati oleh petani dan pelaku usaha dalam negeri, bukan justru oleh pihak luar.
Sudaryono juga menyoroti keberhasilan hilirisasi akan menciptakan efek ganda bagi perekonomian desa, membuka lapangan kerja, serta mempercepat pertumbuhan industri pangan nasional.
“Kita ingin produk-produk hasil pertanian tidak lagi dijual mentah. Kita ingin lihat beras premium dalam kemasan nasional, kopi Indonesia mendunia dengan merek lokal, dan petani kita menjadi pemain utama, bukan hanya penonton,” katanya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, perguruan tinggi, dan perusahaan BUMN untuk mengembangkan ekosistem hilirisasi pertanian yang berkelanjutan.
“Visi Presiden Prabowo yang menempatkan swasembada pangan sebagai pilar utama pembangunan nasional, harus dimulai dari desa, dari sawah, dan dari pabrik pengolahan milik rakyat sendiri,” pungkasnya.
“Dengan begitu Indonesia bisa menjadi negara kuat, maju, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya,” tegas Wamentan Sudaryono.
Tinggalkan Balasan