DEPOK, INDORAYA TODAY – Pegiat lingkungan, Intan Dewi Sukmawangi, tengah menggencarkan gerakan daur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan (Handy Craft) yang memiliki nilai ekonomi. Dengan kepedulian terhadap lingkungan, Intan mengajak masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, untuk memulai mengelola sampah plastik yang sulit terurai sejak dari rumah.

“Plastik itu daur ulangnya sangat panjang, ratusan tahun. Kalau kita mulai dari rumah sendiri, satu rumah bisa menghasilkan 1-2 kg sampah per hari. Bayangkan kalau kita bisa memilah dan memilih sampah plastik yang bisa didaur ulang,” ujarnya kepada Indoraya, Kamis (14/8/2025).

Intan menjelaskan, bahwa sampah plastik memiliki jenis dan karakter yang beragam, seperti galon air mineral, kemasan deterjen, hingga plastik resek. “Botol deterjen atau disinfektan biasanya lebih tebal, berbeda dengan botol minuman sekali pakai. Saya memisahkan sampah berdasarkan jenis dan warnanya, lalu mencuci dan mengeringkannya sebelum diolah,” ucapnya.

Dari sampah-sampah tersebut, Intan mengolahnya menjadi berbagai kerajinan tangan yang bermanfaat, seperti vas bunga dari botol PET yang dipotong, dihias dengan sendok plastik warna-warni, atau tempelan berbentuk bunga. “Saya cari dulu kebutuhan di rumah, misalnya vas bunga untuk meja. Lalu, saya bentuk dan hias sesuai kreativitas,” jelasnya.

Saat ini, fokus utama Intan adalah mengedukasi ibu rumah tangga, yang menurutnya merupakan pengambil keputusan utama dalam pengelolaan sampah rumah tangga. “Ibu-ibu punya waktu luang setelah mengantar anak sekolah atau memasak. Waktu itu bisa dimanfaatkan untuk berkarya, membuat Handy Craft dari sampah plastik,” ungkapnya.

Intan menuturkan, jika seluruh ibu rumah tangga dalam satu RW menerapkan hal ini, jumlah sampah di lingkungan bisa berkurang signifikan. Selain sampah plastik, ia juga menyebutkan potensi sampah organik yang dapat diolah menjadi pupuk dengan teknik tertentu.

BACA JUGA:  Warga Depok Akan Nikmati Pangan Berkualitas Lewat Kerja Sama dengan Blitar

Lebih jauh Intan berharap, kegiatan yang ia lakukan, dapat menginspirasi masyarakat untuk memanfaatkan sampah non-organik, khususnya plastik, menjadi barang bernilai guna. “Saya berharap kegiatan ini bisa menginspirasi banyak orang untuk mendaur ulang dan menciptakan Handy Craft dari sampah yang ada di sekitar kita,” tuntasnya.

Gerakan Intan Dewi Sukmawangi ini menjadi contoh nyata bahwa dengan kreativitas dan kesadaran lingkungan, sampah yang sering dianggap momok dapat disulap menjadi karya seni yang bermanfaat sekaligus ramah lingkungan.