DEPOK, INDORAYA TODAY – Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, kini menjadi pilot project budidaya maggot sekaligus pengelolaan sampah organik. Program ini diharapkan tidak hanya mengurangi volume sampah rumah tangga, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar.

Sekretaris Kelurahan Duren Seribu, Gugut, menyatakan tantangan utama adalah memastikan masyarakat menerima lokasi budidaya maggot. “Kalau pengelolaan kurang baik, pasti akan menimbulkan bau. Jadi edukasi dan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sangat penting,” katanya kepada Indoraya Today, Selasa (9/9/2025).

Gugut menambahkan, sampah yang digunakan untuk budidaya maggot adalah sisa sayuran dan makanan rumah tangga. Pihaknya juga mendapat dukungan dari dapur MBG yang menyediakan pakan organik.

“Prinsipnya, pakan maggot itu tidak perlu dibeli. Selama kita rajin mengumpulkan sisa-sisa makanan rumah tangga, itu cukup,” ujar Gugut.

Saat ini, kapasitas dapur MBG mampu menyediakan 3.500 porsi per hari, dan direncanakan meningkat hingga 10.000 porsi.

Dari sisi ekonomi, budidaya maggot diprediksi mampu menjadi usaha yang menjanjikan. “Ketika produksinya besar, supplier atau konsultan siap mengambil hingga ratusan kilo. Tapi kita membutuhkan pembudidaya tambahan yang bisa mendukung penyaluran,” ujar Gugut.

Kendala utama yang dihadapi adalah pakan. Meski sudah ada program pemilahan sampah dengan ember khusus, belum semua warga disiplin memilah sampah organik. “Kalau semua warga bisa memilah, Duren Seribu berpotensi mendapatkan 4.000 ember dari dinas untuk pemilahan sampah,” katanya.

Program ini menegaskan komitmen Kelurahan Duren Seribu menjadi percontohan pengelolaan sampah sekaligus pemberdayaan ekonomi warga Depok. “Kami ingin Duren Seribu menjadi contoh pengelolaan sampah organik yang efektif dan ekonomis,” tuntas Gugut. (Ihsan Ramdani)

BACA JUGA:  Pemkot Depok Raih Juara Kostum Ter-Stylish di Sunda Karsa Fest 2025