INDORAYATODAY.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ikut meramaikan tren video edukasi interaktif. Setelah sebelumnya viral ‘Tepuk Sakinah’ dari Kementerian Agama (Kemenag), kini BMKG meluncurkan ‘Tepuk Gempa’.
‘Tepuk Gempa’ ini merupakan gerakan yel-yel yang dikemas secara seru untuk memberikan edukasi mitigasi bencana gempa bumi kepada masyarakat.
Melalui ‘Tepuk Gempa’, masyarakat diajak untuk tidak panik saat terjadi guncangan. Ini terlihat jelas dalam lirik inti yel-yel tersebut: ‘Kalau Gempa, Jangan Panik, Jangan Lari’.
Video ‘Tepuk Gempa’ ini diunggah BMKG melalui akun Instagram resminya, @infobmkg, sejak dua hari lalu, Sabtu (11/10/2025). BMKG sengaja mengadopsi format edukasi populer untuk mempermudah penyampaian pesan.
“Kalau biasanya kita dengar Tepuk Sakinah dari KUA @kua_kita, nah sekarang waktunya kenalan sama versi BMKG, yaitu Tepuk Gempa!” tulis akun @infobmkg dalam keterangannya.
“Walaupun gempa bumi nggak bisa diprediksi, tapi kita wajib tahu langkah-langkah melindungi diri biar tetap aman saat guncangan terjadi. #SobatBMKG wajib ikutan Tepuk Gempa karena selain seru, Tepuk Gempa juga bisa nambah pengetahuan supaya kita nggak panik saat terjadi gempabumi,” lanjut mereka.
Hingga Senin (13/10/2025) siang, video pendek yang berjudul “Mitigasi Bencana Dengan Tepuk Gempa” dan diperagakan oleh tiga orang tersebut telah viral dan ditonton lebih dari 550 ribu kali.
Langkah edukatif BMKG ini mendapat sambutan positif dari warganet. Kolom komentar di akun resmi BMKG pun dipenuhi berbagai respons.
“Sangat edukatif sekali,” tulis salah satu warganet.
“Knapa ga dr dulu min? Kan mantap buat siswa,” komentar netizen lainnya.
Beberapa netizen juga memanfaatkan kolom komentar untuk bertanya lebih lanjut mengenai langkah mitigasi yang benar. “Kalau ketika gempa kita ada di dalam rumah baiknya berlindung di bawah meja atau keluar rumah??” tanya salah seorang netizen.
BMKG terus mendorong agar masyarakat mempelajari gerakan dan lirik ‘Tepuk Gempa’ ini sebagai bekal pengetahuan dasar menghadapi potensi bencana.
Tinggalkan Balasan