INDORAYATODAY.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa kondisi suhu panas terik yang melanda wilayah Jabodetabek, termasuk Depok, disebabkan oleh dua faktor utama: penguatan Monsun Australia dan pergerakan semu matahari.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengatakan Monsun Australia membawa massa udara kering dan hangat yang mengurangi pembentukan awan, menyebabkan langit cenderung cerah (clear sky).

“Kondisi ini diperkuat oleh posisi gerak semu matahari yang saat ini berada sedikit di selatan ekuator, sehingga penyinaran matahari menjadi lebih kuat di wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jabodetabek,” kata Andri, Selasa (14/10/2025).

Penguatan radiasi matahari ini turut meningkatkan suhu udara di permukaan, membuat cuaca terasa panas menyengat.

BMKG memprediksi kondisi udara panas ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, tergantung pada waktu masuknya awal musim hujan di masing-masing wilayah.

Meskipun cuaca siang hari terasa terik, Andri mengingatkan bahwa pada sore hingga malam hari, wilayah Jabodetabek masih berpotensi terjadi hujan lokal akibat aktivitas konvektif. Kondisi ini merupakan fluktuasi wajar pada periode transisi musim.

Masyarakat diimbau untuk menjaga daya tahan tubuh, mencukupi kebutuhan cairan, serta menghindari aktivitas berlebihan di bawah terik matahari. Warga juga diminta tetap waspada terhadap potensi hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari.

 

BACA JUGA:  Cing Ikah Harap Anak-anak Depok Tumbuh Sehat dan Pintar Lewat Khitanan Massal