INDORAYATODAY.COM – Chairman dan Editor in Chief Forbes Media, Steve Forbes, memuji kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, menilai dunia saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang kuat dan tegas.

Pujian tersebut disampaikan dalam dialog terbuka yang membahas kebijakan ekonomi, perjalanan hidup Prabowo, dan peran Indonesia dalam upaya mendorong perdamaian global.

Dalam perbincangan tersebut, Steve Forbes secara khusus menyorot peran aktif Prabowo dalam isu global, termasuk upaya perdamaian di Gaza.

Dia juga menyinggung pidato Prabowo di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dianggapnya sangat berani, yaitu seruan agar Israel mengakui Palestina dan sebaliknya.

“Beberapa orang mengkritik Anda karena hal itu, tetapi hal itu justru menunjukkan jenis kepemimpinan tegas dan visioner yang dibutuhkan dunia saat ini,” kata Steve Forbes, dikutip Kamis (16/10/2025).

Forbes menambahkan, baik dalam menyediakan es bagi nelayan maupun berupaya membawa perdamaian di wilayah bergejolak, Indonesia memiliki seorang pemimpin yang sangat kuat. “Saya bersyukur untuk itu,” ujarnya.

Dalam dialog tersebut, Presiden Prabowo sempat memaparkan keberhasilan dua program utama pemerintahannya, yaitu program Kampung Nelayan dan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Mengenai Kampung Nelayan, Prabowo menjelaskan inisiatif membangun dermaga dan fasilitas produksi es kecil yang telah berhasil melipatgandakan pendapatan nelayan.

Prabowo juga menceritakan latar belakang Program MBG, yang berawal dari keprihatinannya melihat langsung kasus stunting dan kekurangan gizi pada anak-anak di desa. “Saya melihat langsung stunting, kekurangan gizi, dan kemiskinan dengan mata kepala sendiri,” ungkapnya.

“Sulit bagi orang-orang di kalangan elite untuk memahami bahwa ada anak-anak yang hanya makan nasi dengan garam.”

Prabowo menyebut, program MBG kini telah meluas dengan 11.900 dapur yang melayani 35,4 juta anak dan ibu hamil setiap hari. Meskipun demikian, ia mengakui tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan, termasuk kasus keracunan makanan.

BACA JUGA:  Presiden Prabowo Tinggalkan Arab Saudi untuk Lanjutkan Lawatan ke Negara Brasil

“Bahkan satu kasus pun tidak bisa diterima,” ujarnya, sembari menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai nol kesalahan dalam pelaksanaan program tersebut.