INDORAYATODAY.COM – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi petani. Hal ini ia sampaikan dalam forum dialog terbuka di Festival Kopi Jember, Jawa Timur, Kamis malam (10/7).
Di hadapan petani kopi, tebu, dan pelaku usaha tani, Wamentan yang akrab disapa Mas Dar ini mendengarkan langsung keluhan serta usulan dari lapangan.
“Semua aspirasi yang selama ini menjadi harapan rakyat banyak, urusannya, ingin saya tampung dan kita bereskan bersama,” ujar Wamentan Sudaryono, menunjukkan keseriusannya.
Salah satu isu krusial diangkat oleh Zainal Arifin, petani kopi asal Jember. Ia berharap petani dapat mengakses pasar ekspor secara langsung tanpa melalui pihak ketiga. “Keinginan petani di Jember inginnya ekspor, Pak, ekspor sendiri, tidak melalui terminal-terminal lain,” kata Zainal, berharap kehadiran Wamentan dan Bupati dapat menjadi jembatan.
Selain itu, Zainal juga menyoroti pentingnya penguatan regulasi untuk menjamin keberlanjutan perkebunan kopi, agar tidak terjadi alih fungsi lahan menjadi perumahan.
Menanggapi hal ini, Wamentan Sudaryono langsung bertindak cepat. “Bersalah dan dosa besar kalau saya sudah sampai di sini kemudian ada petani yang enggak bisa ekspor. Pak Bupati, pokoknya kudu iso ekspor. Tinggal ditunjuk siapa PIC-nya, nanti kita follow up,” tegas Mas Dar, menjanjikan tindak lanjut konkret.
Isu lain datang dari Hartono terkait pupuk bersubsidi bagi petani kopi di kawasan hutan kemasyarakatan (HKM). “Mayoritas di Jember itu di kawasan hutan. Namun, pupuk sampai sekarang itu enggak dapat jatah Pak, padahal SK kami sudah jelas dari Menteri,” ungkap Hartono, menyoroti kendala meskipun memiliki hak kelola.
Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa penyaluran pupuk bersubsidi bergantung pada data yang terdaftar di sistem e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Ia meminta petani kopi di hutan sosial segera mendaftar melalui penyuluh pertanian.
“Komoditas kopi rakyat juga disubsidi. Jadi yang merasa belum, silakan didaftarkan ke penyuluh pertaniannya, ada validatornya yang memvalidasi, yaitu penyuluh pertanian di lapangan,” jelasnya.
Tak hanya keluhan, petani tebu juga menyampaikan apresiasi. Arum Sabil, petani tebu, menyatakan kesiapan penuh petani mendukung Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 untuk percepatan swasembada gula nasional.
Ia optimis di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Wamentan Sudaryono, target penambahan lahan tebu seluas 700 ribu hektare dapat tercapai.
“Kami yakin dengan semangat kepemimpinan Mas Wamen ini bisa tercapai luas area target Perpres itu 700 ribu hektare. Target produktivitas kita sebenarnya 93 ton per hektare. Kebun kami bahkan pernah sampai 100 ton per hektare,” pungkas Arum.
Tinggalkan Balasan