DEPOK, INDORAYA TODAY – Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Nuroji, menilai pembacaan sejarah Kota Depok pada peringatan hari jadi ke-26 tahun ini cukup lengkap dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ia mengapresiasi upaya menggali sejarah sejak masa sebelum Kerajaan Pajajaran hingga terbentuknya Pemerintah Kota Depok.
“Kalau bicara sejarah itu panjang, tidak cukup hanya 26 tahun. Tadi sudah disampaikan dari zaman sebelum Prabu Siliwangi, bahkan zaman megalitikum,” kata Nuroji seusai menghadiri rapat paripurna HUT ke-26 Kota Depok di Gedung DPRD, Jumat (25/4/2025).
Ia menilai, pembacaan sejarah tersebut mencerminkan kesadaran baru akan pentingnya peninggalan budaya dan sejarah, mulai dari masa Cornelis Chastelein hingga era kerajaan terdahulu. Menurutnya, pengakuan terhadap warisan sejarah menjadi langkah positif bagi penguatan identitas kota.
“Ini cukup bagus dari sisi sejarah dan kebudayaan. Artinya, kita mulai menilai bahwa peninggalan sejarah itu harus diperhatikan,” ujar Nuroji.
Namun, Nuroji juga menyoroti aspek kedewasaan dalam kehidupan bermasyarakat dan pemerintahan. Di usia ke-26 ini, kata dia, Depok seharusnya sudah menunjukkan kedewasaan dalam bersikap, baik oleh warganya maupun oleh pemerintah kota.
“Depok sudah dewasa, masyarakatnya harus dewasa, pemerintahnya juga harus bijak. Jangan memperlakukan kelompok masyarakat secara berbeda,” ucap Nuroji.
Ia menekankan bahwa pemerintah seharusnya tidak membeda-bedakan warga berdasarkan latar belakang politik, agama, atau kelompok sosial. Semua warga, kata dia, memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam membangun kota.
“Pemerintah harus memimpin visi kebersamaan. Kalau tidak, masyarakat akan terkotak-kotak, muncul rasa simpati dan antipati kepada pemerintah,” katanya.
Untuk itu, Nuroji berharap, ke depan pemerintah Kota Depok dapat memberikan pelayanan yang adil dan menyeluruh, sehingga timbul rasa simpati serta penghargaan dari masyarakat terhadap pemerintah.
Tinggalkan Balasan