INDORAYATODAY.COM – Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva sepakat bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perlu direformasi.
Keduanya menegaskan pentingnya memberikan ruang dan suara lebih besar bagi negara-negara berkembang atau “pemain baru” di kancah internasional.
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Brasil Palácio do Planalto, Brasilia, Rabu (9/7/2025).
Dalam sesi pernyataan pers bersama, Presiden Prabowo menyatakan dukungan penuhnya terhadap pemikiran Presiden Lula.
“Mengenai reformasi tata kelola internasional, kami mendukung pemikiran Anda bahwa harus ada reformasi bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meningkatkan suara pemain besar baru lainnya di kancah global,” kata Prabowo.
Presiden Prabowo menilai Brasil sebagai negara besar dengan ekonomi kuat yang seharusnya memainkan peran lebih memimpin dan bertanggung jawab di tingkat global.
Ia menekankan bahwa Indonesia dan Brasil harus menyatukan suara dengan negara-negara lain untuk mendorong reformasi PBB sebagai tata kelola pemerintahan dunia yang lebih representatif.
“Saya pikir kita harus menggabungkan upaya kita, menyatukan suara kita untuk mendorong reformasi ini bersama dengan negara-negara lain seperti India, Afrika Selatan, Mesir, Nigeria, Jerman, Jepang, Meksiko,” tambah Prabowo.
Selain isu reformasi PBB, Presiden Prabowo juga menilai pertemuan bilateral Indonesia-Brasil ini sangat produktif. Prabowo menantikan kunjungan balasan dari Presiden Lula da Silva ke Jakarta pada Oktober mendatang.
Dalam pertemuan penting ini, Presiden Prabowo didampingi oleh sejumlah menteri dari Kabinet Merah Putih, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, serta Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir.
Sementara itu, delegasi Brasil dipimpin langsung oleh Presiden Lula da Silva dan terdiri atas lima menteri utama, di antaranya Menteri Bantuan Pembangunan Sosial dan Pengentasan Kelaparan Welington Dias, Menteri Lingkungan dan Iklim Marina Silva, dan Menteri Komunikasi Sidonio Palmeira.
Tinggalkan Balasan